
Beritain.co | Jakarta – Pemerintah disebut memiliki kesalahan yang membuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi bobrok.
Kebobrokan yang terjadi kepada BUMN tersebut disebut akibat sikap pemerintah dalam memberikan penugasan.
Penugasan dari pemerintah seperti membangun jalan tol, kereta cepat, LRT, MRT, dan sebagainya kerap kali sering menuai respons negatif.
Meskipun demikian, pemerintah seolah tidak belajar dari kesalahan dan terus menambah proyek.
“Jadi BUMN ini bobrok bukan karena BUMN yang bobrok, meskipun memang ada BUMN yang bobrok. Namun, sejumlah BUMN ini bobrok karena banyak penugasan-penugasan dari pemerintah,” kata ekonom Faisal Basri dikutip Beritain.co dari YouTube Refly Harun.
Pada beberapa waktu lalu, tersiar kabar jika Waskita Karya akan menjual lima ruas jalan tol yang telah dibangun.
Penjualan tersebut akibat dari kerugian yang dialami Waskita Karya.
Proyek yang dipegang Waskita Karya disebutkan oleh sejumlah pengamat berasal dari sikap pemerintah yang ugal-ugalan dalam memberikan penugasan.
Selain Waskita Karya, yang membuat BUMN bobrok yaitu suntikan dana dari pemerintah untuk sejumlah proyek yang dari awal dinilai tidak akan menguntungkan.
“Hutama Karya adalah yang paling besar disuntik karena dia ditugaskan untuk pembangunan jalan tol trans Sumatera yang sebetulnya tidak mencukupi secara finansial. Nah berdarah-darah dia. Bahkan sebetulnya butuh dana Rp60 triliun tapi dikasih pemerintah hanya Rp30 triliun,” ujar Faisal Basri.
Tidak dipungkiri jika pandemi Covid-19 menghancurkan tatanan ekonomi dan melalui wabah tersebut, pemerintah juga harus mengucurkan dana untuk membantu kondisi finansial masyarakat yang terdampak.
Oleh karena itu, dari kalangan pemerintah menyebutkan jika pandemi membuat BUMN menuju kehancuran.
“Jadi pandemi ini semacam proses pencucian sikap pemerintah yang ugal-ugalan. Sebetulnya tidak ada urusannya dengan pandemi,” ucap Faisal Basri.